Baru-baru ini, video yang menampilkan momen unik dua pedagang Arab Saudi yang menawarkan promo barang dagangan mereka telah menjadi viral di media sosial. Dalam video berdurasi 42 detik yang diunggah oleh akun @TxtdariHI pada Kamis (17/8/2023), dua pedagang Arab tersebut terlihat sedang memberikan promosi menggunakan bahasa Indonesia.
Salah satu dari mereka mengatakan, "Ini bisa satu 50, 3 biji 100 riyal," ketika mempromosikan barang dagangannya. Yang menarik, salah satu pedagang tersebut juga menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menawarkan dagangannya.
Di akhir promosi, kedua pedagang itu juga menyebut beberapa tokoh politik Indonesia lainnya seperti "Jokowi, boleh. Anies, boleh. Prabowo, boleh. Ganjar, boleh. Promo-promo-promo. Silakan-silakan-silakan," ujar mereka dengan bergantian.
Hingga hari Sabtu (19/8/2023), video tersebut telah mendapatkan 361 komentar dari warganet, dibagikan sebanyak 2.767 kali, dan disukai oleh 7.412 pengguna media sosial (dulu Twitter).
Artikel Menarik : Momen Tak Terduga Dalam Upacara Peringatan HUT RI Ke-78
Meugah Suriyan, yang menjabat sebagai Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Riyadh, mengonfirmasi bahwa fenomena seperti yang terlihat dalam video tersebut memang sering terjadi di Arab Saudi.
Meugah mengungkapkan bahwa hal ini terutama umum terjadi di kota-kota yang banyak dikunjungi oleh jemaah haji dan umroh Indonesia, seperti Makkah, Madinah, dan Jeddah, serta di pasar-pasar yang menjual oleh-oleh. Dia menyatakan bahwa pedagang Arab seringkali menggunakan bahasa Indonesia untuk menawarkan barang dagangan kepada pelanggan Indonesia.
Meugah juga menambahkan bahwa fenomena menyebutkan nama-nama tokoh politik Indonesia dalam promosi ini dilakukan karena sedang tren, terutama menjelang Pemilihan Presiden 2024. Para pedagang tersebut mendapatkan informasi mengenai kondisi dan peristiwa di Indonesia dari pegawai mereka yang berasal dari Indonesia atau orang-orang Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. Cara seperti ini ternyata cukup efektif untuk menarik perhatian pembeli asal Indonesia.
Dalam transaksi ekonomi antara pedagang Arab dan konsumen Indonesia, salah satu hambatan yang nyata adalah bahasa yang berbeda. Namun, ada satu cara cepat untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh keduanya. Hal ini dilakukan agar keduanya dapat saling mengerti dan terjalin hubungan yang lebih baik.
Drajat Tri Kartono, seorang sosiolog dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menjelaskan bahwa cara termudah untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan menggunakan bahasa lokal yang mudah dimengerti.
Salah satu contoh adalah dengan menyebutkan nama-nama tokoh di Indonesia seperti Jokowi, Prabowo, Ganjar, dan lainnya. Drajat menyatakan bahwa hal ini membantu melunakkan batasan bahasa yang ada, sehingga dapat membangun kepercayaan antara pedagang dan pembeli.
Artikel Terkait : Syaikh ini "Tumbang" Saat Memimpin Sholat Jum'at di Masjidil Haram
Drajat juga menjelaskan bahwa fenomena ini memiliki efek positif dalam dunia perdagangan. Dengan menyebutkan nama-nama tokoh Indonesia, hubungan antara pedagang dan pembeli menjadi lebih akrab.
Rasa akrab ini tidak hanya menciptakan kepercayaan, tetapi juga dapat membantu menghilangkan hambatan bahasa dan budaya yang mungkin mengganggu proses transaksi. Lebih lanjut, hal ini juga membantu dalam proses pemasaran dan penawaran barang, karena rasa akrab yang terbangun dapat memudahkan komunikasi antara kedua belah pihak.
Dalam perspektif sosiologi ekonomi, fenomena seperti ini disebut sebagai pendekatan substantif, yang lebih menekankan pada hubungan sosial yang terjalin. Dengan memahami bahasa dan kebiasaan negara lain, transaksi antar budaya dapat menjadi lebih lancar dan terpercaya. Kepercayaan yang terbangun melalui pendekatan ini menjadi kunci utama dalam menciptakan transaksi yang sukses dan berkelanjutan antara pedagang dan konsumen.
Post a Comment for "Mengapa Para Pedagang Arab Sering Sebut Nama Jokowi, Prabowo, Ganjar, dan Anies ?"
Silahkan berikan ulasan terbaik Anda